Ada apa hubungan coaching dengan stres, sebelum kita bahas lebih jauh, ada baiknya kita mengingat kembali apa itu stres, di artikel-artikel sebelumnya sudah kami jelaskan apa dan bagaimana stres tersebut serta gangguan-gangguan yang ditimbulkan jika kita masih bersahabat dengan stres, namun sekedar mengingatkan kembali, berikut definisi stres menurut Health and Safety Executive (2004) yaitu reaksi individu terhadap suatu tekanan atau tuntutan yang terlalu banyak yang dapat memunculkan kehawatiran seseorang mengenai kemampuan untuk mengatasinya. Dan stres menurut Selye (1976) adalah sebuah respon tubuh yang tidak spesifik terhadap suatu tuntutan dan stres juga merupakan sebuah sindrom untuk menyesuaikan diri secara umum. Dan masih banyak lagi definisi lain tentang stres.
Berdasarkan riset telah dibuktikan bahwa stres merupakan masalah yang dapat mempengaruhi individu secara cukup luas, Peterson (2005) dari Australia mengatakan bahwa stres dan penyakit yang diakibatkan oleh stres merupakan wabah penyakit terbesar yang dapat melemahkan kesehatan tubuh pada abad ke 21 ini. Akibat yang dapat ditimbulkan oleh stres dapat berpotensi menimbulkan penyakit kesehatan mental dan penyakit yang membutuhkan waktu lama.
Dan definisi dari coaching juga sudah kami jelaskan di artikel sebelumnya, banyak sekali definisi dari coaching namun sebagian besar mendeskripsikan sebagai berikut : Coaching adalah kunci pembuka potensi seseorang untuk memaksimalkan kinerjanya. Coaching lebih membantu seseorang untuk belajar daripada mengajari nya ( Whitmore, 2003). Dan coaching menurut (Grant, 1999 ; definisi dasar juga mengacu pada Association for coaching, 2005 ) adalah sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee.
Lalu mengapa kami fokuskan coaching kepada stres ? karena tuntutan hidup, stres menjadi fenomena yang lumrah, padahal stres dapat mengakibatkan kelelahan dan hilangnya energi yang pada akhirnya akan berdampak pada menurunnya kesehatan fisik dan berakibat negatif pada produktivitas kerja, oleh karena itu kita harus segera melakukan tindakan pencegahan stres, akibat negatif dari stres dapat dicegah dengan memberikan dukungan kepada individu agar dapat terus menjaga kesehatan dan kesejahteraan selama bekerja. Disinilah coaching berperan secara efektif untuk membantu seseorang mengatur tuntutan pekerjaannya yang harus segera dilakukan dalam jangka pendek serta membantu mengembangkan cara-cara baru guna menghadapi pekerjaan yang lebih banyak lagi.
Lebih dari sepuluh tahun yang lalu, coaching telah menjadi strategi yang dapat diterima untuk mengatur stres sebaik dalam hal meningkatkan kinerja. Melalui coaching, seseorang dapat mengindentifikasi stres dan mampu bekerja untuk mengembangkan strategi mengatur stres serta mengurangi dampak buruknya. Ada beberapa bukti dimana seseorang yang telah melaksanakan praktek coaching melaporkan bahwa stres dan kemarahan pada dirinya berkurang dan kondisi dirinya yang membaik tersebut merupakan hasil yang diperoleh dari proses coaching (Gyllensten and Palmer, 2005).
Coaching memberikan setiap individu kesempatan untuk mengembangkan strategi guna memaksimalkan potensi mereka agar dapat bekerja dengan efektif. Proses tersebut mengajak setiap individu untuk dapat mengidentifikasi kebutuhan mereka dan apa yang ingin mereka capai guna meningkatkan kinerja sekaligus menjaga kesehatan mereka.
Efektivitas coaching tergantung pada perencanaan proses yang disesuaikan dengan masing-masing individu, serta menggunakan pendekatan yang selalu dapat disesuaikan dalam menanggapi kebutuhan coachee.
Jika seorang coach tidak memiliki background kedokteran, pada saat coach merasa sudah tidak mampu menangani suatu kasus,coach harus segera menyerahkannya kepada pihak lain yang lebih kompeten, seperti jika terjadi indikasi adanya masalah kesehatan fisik seperti ; keadaan kesehatan yang dapat membahayakan coachee, tingkat kegelisahan yang tinggi, kesehatan fisik yang kian melemah , coach harus segera menyerahkannya kepada dokter yang sudah berpengalaman.
Reframe Positive Training Center juga mengadakan Pelatihan Stress Management. Pelatihan ini akan mengantar peserta kepada perbaikan pandangan, sikap, dan perilaku terhadap diri sendiri dan hubungan dengan orang lain serta kejadian yang terjadi pada peserta. Kemudian mengarahkan peserta untuk mengenal semua kekuatan diri sendiri secara positif ; mampu untuk mengantisipasi timbulnya stres menjadi lebih buruk lagi, mulai dari mencegah, mengendalikan stres dan mengatasi stres tersebut sehingga menjadi pribadi yang sukses dalam pekerjaan dan kehidupan.
Proses Coaching yang diadakan oleh Reframe Positive Training Center juga telah membantu banyak pihak dalam mengendalikan stres dan amarahnya.
(referensi : Excellence in Coaching, Maria Alcia Pena & Cary L Cooper )