Fobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau situasi tertentu. Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang menderitanya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang penderita fobia sulit dimengerti. Bagi penderita fobia, sesuatu benda sederhana bisa membuatnya menjadi amat sangat ketakutan, contoh balon, badut, dsb.
Dalam keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut, akan tetapi bila seseorang terpapar terus menerus dengan subjek fobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci yang disebabkan oleh ketidakmampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Tekanan dari keadaan yang sangat ekstrim juga dapat menyebabkan fiksasi.
Seseorang yang pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki hambatan-hambatan (mental block) yang di sebabkan karena emosinya sulit dikendalikan. Hal tersebut dikarenakan orang tersebut tidak memiliki saluran pelepasan emosi yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi dengan sumber fobia secara otomatis akan mengalami gangguan kecemasan. Kecemasan yang tidak diatasi sedini mungkin berpotensi menimbulkan endapan emosi negatif yang secara terus menerus ditekan kembali ke bawah sadar. Seorang penderita fobia menjadi semakin rentan dan semakin tidak produktif.
Beberapa penyebab fobia diantaranya adalah faktor trauma akan suatu pengalaman yang memalukan, menakutkan atau perasaan tidak nyaman, faktor keturunan, lingkungan dan budaya yang berkembang disekitar kita dan juga faktor biologis seseorang.
Terdapat dua macam fobia, fobia sosial dan fobia spesifik :
1. Fobia sosial adalah ketakutan akan diamati dan dipermalukan didepan publik. Ditandai dengan munculnya rasa takut yang kuat pada keadaan sosial tertentu yang mengakibatkan timbulnya tekanan serta ketidakmampuan untuk menjalani kehidupan sosial secara normal. Sehingga mendorong seseorang untuk menghindari situasi sosial dan ini bukan disebabkan karena masalah fisik atau mental. Fobia sosial terbagi menjadi 2, yaitu fobia sosial khusus ; muncul ketika bertemu atau berada dalam situasi situasi tertentu saja, dan fobia sosial umum ; biasanya melibatkan rasa takut intens, persisten dan kronis karena perasaan dihakimi oleh orang lain, dipermalukan atau dihina karena perilakunya.
Gejala fisik yang mungkin timbul pada fobia sosial adalah kulit memerah atau merona, keringat berlebihan, gemetar, jantung berdebar, mual, cara bicara yang terbata-bata, gagap bersamaan dengan kecepatan bicara yang meningkat, dan juga serangan panik.
2. Fobia spesifik ditandai oleh ketakutan yang tidak masuk rasional akan objek atau situasi tertentu. Gangguan ini termasuk gangguan medik yang sering didapati. Berada dekat benda atau situasi tertentu dapat menyebabkan penderita mengalami kecemasan yang intens. Orang dewasa yang memiliki fobia spesifik paham akan ketakutan mereka yang tidak rasional atau tidak masuk akal namun mereka belum tahu bagaimana mengatasinya.
Beberapa jenis fobia spesifik adalah fobia hewan, situasional, alam dan lainnya. Dan gejala yang ditimbulkan dari foba spesifik ini antara lain adalah :Ketakutan yang berlebihan terhadap barang atau situasi tertentu, berkeringat, berdebar-debar, mati rasa atau kesemutan, sesak napas,merasa pusing, tersedak dan juga memiliki kecemasan antisipatif yaitu kecemasan yang lebih awal muncul seiring penderita semakin dekat dengan objek atau situasi yang ditakutinya.
Penyebab pasti fobia spesifik belum dapat diketahui namun kebayakan fobia memang terkait dengan pengalaman masa lalu atau traumatis.
Berdasarkan pengalaman bersama klien-klien penderita fobia, Reframe Positive Training Center membantu melepaskan rasa takut dan cemas tersebut dengan proses terapi dan juga relaksasi, membawa penderita fobia kembali menyelami masa lalu disaat mereka mulai mengalami traumatis tersebut (regresi), juga dengan membongkar hambatan mental mereka (mental block) dan setelah itu dilakukan tehnik relaksasi, membuat penderita menerima kejadian masa lalunya, serta menanamkan di alam bawah sadarnya bahwa gangguan tersebut sudah hilang dalam dirinya dan membuatnya merasa nyaman dengan kondisi barunya.